Saya sempat bertanya - tanya apa sih prinsip akuntansi itu! Dan dosen saya menganjurkan sebaiknya cari tahu dulu apa saja prinsip akuntansi yang paling dasar. Akhirnya saya mencari tahu dan ini lah hasilnya. Silakan dibaca....
Prinsip
dasar akuntansi mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan. Prinsip
akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan
konsep teoritis akuntansi, serta sebagai dasar pengembangan teknik atau
prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
Ada
lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:
1.
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
GAAP
mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis.
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva.
utang, modal, dan biaya.
Yang
dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh
kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus
terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga
pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik
yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki
keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat
diandalkan.
Contoh,
saat akan membeli sebuah produk, kita ditawari harga Rp.7.500.000, setelah
melakukan tawar menawar jatuhlah harga gadget tersebut seharga Rp.6.800.000.
Dari kondisi itu maka pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp.6.800.000.
2.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip
Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari
penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu
periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan
adalah jumlah kas atau ekuivalennya (sebanding /senilai) yang diterima dari
transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di
dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain.
Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih
aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya
pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat
ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang
diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga
timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan.
Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi selesai,
selama masa produksi dan pada saat kas diterima.
3.
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang
dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan
pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan
besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan
dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat
pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka
pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan
prinsip ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal
biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka
sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya
administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan.
Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke
periode terjadinya.
Biasanya
biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti
biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai
hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah
dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk
beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena
mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap
periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan
amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas
hubungannya dengan pendapatan.
Salah
satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis)
dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian
setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode
dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara
suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan
selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi
tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan
untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian
metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba
perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan
perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5.
Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang
dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang
lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan
ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari
rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua
informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam
bentuk:
- Catatan kaki/footnote.
- Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu.
- Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak
diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini
digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
- Prinsip akuntansi yang digunakan.
- Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan lain-lain.
- Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
- Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.
- Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk saham dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan indeks harga (price level adjustment).
Berdasarkan
dari penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa prinsip akuntansi dapat
dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan. Hal ini
untuk menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan atas dasar prosedur akuntansi
dan disesuaikan dengan peraturan dari prinsip akuntansi yang ada.
Sumber :
https://pengusahamuslim.com/3768-lima-prinsip-dasar-akuntansi-yang-1919.html