Wednesday, February 10, 2016

Tugas 4 Bahasa Indonesia

Contoh Proposal Penelitian Ilmiah

TUGAS PROPOSAL PENULISAN ILMIAH

PROPOSAL PENULISAAN ILMIAH
KINERJA AUDITOR DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN



Diajukan Oleh
Naomi Brenda Friscilia
NPM : 26213336

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016




KINERJA AUDITOR DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Laporan keuangan pada perusahaan sangat dibutuhkan oleh pihak internal dan pihak eksternal untuk pengambilan keputusan. Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Dengan demikian pelaporan keuangan harus dapat menyajikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, menyajikan informasi mengenai prestasi perusahaan dalam satu periode, dan menyediakan informasi-informasi yang dapat membantu pihak yang membutuhkan laporan keuangan agar mereka dapat mengambil keputusan.
                Manfaat penting laporan keuangan tersebut mengharuskan manajer akuntansi harus ekstra hati-hati dalam membuat keputusan pelaporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak keputusan akuntansi yang melibatkan ketidakpastiaan. Prinsip kehati-hatian dalam membuat dan melaporkan laporan keuangan tersebut dinamakan prinsip konservatif. Menurut Watts (dalam Indrayati, 2010) akuntansi konservatif bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak. Manfaat akuntasi konservatif tersebut dikembangkan lebih jauh oleh Lafond dan Watts (dalam Diantimala, 2008) yang menjelaskan bahwa laporan keuangan yang konservatif dapatmenghindari konflik kepentingan antara investor dan kreditor.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perkembangan audit kinerja?
2. Apakah yang dimaksud dengan audit kinerja?
3. Apakah pentingnya audit kinerja?
4. Bagaimanakah relasi antara audit kinerja terhadap akuntabilitas publik?
5. Apakah keterkaitan audit kinerja terhadap manajemen kinerja?
6. Apa sajakah istilah-istilah yang digunakan dalam audit kinerja?
7. Apakah perbedaan antara audit kinerja dan audit keuangan?
8. Apakah karakteristik audit kinerja?
9. Apakah manfaat audit kinerja?
10. Apakah tujuan dari audit kinerja?
11. Apakah jenis-jenis audit kinerja?
12. Bagaimanakah proses dan tahapan audit kinerja?
13. Apakah peran auditor dalam audit kinerja?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perkembangan audit kinerja
2. Mengetahui definisi audit kinerja
3. Mengetahui pentingnya audit kinerja
4. Menganalisis audit kinerja untuk akuntabilitas publik
5. Menganalisis keterkaitan audit kinerja dengan manajemen kinerja
6. Mengetahui istilah-istilah yang dipergunakan dalam audit kinerja
7. Mengidentifikasi perbedaan antara audit kinerja dan audit keuangan
8. Mengidentifikasi karakteristik audit kinerja
9. Menganalisis manfaat audit kinerja
10. Mengidentifikasi tujuan audit kinerja
11. Mengetahui jenis-jenis audit kinerja
12. Menganalisis proses dan tahapan audit kinerja
13. Mengetahui peran audit kinerja

1.4 Metode Penulisan
            Metode penulisan yang diimplementasikan dalam makalah ini ialah metode pustaka, yakni dengan menggali berbagai data yang dibutuhkan dari buku. Selanjutnya, dengan metode diskusi. Diskusi dilakukan antar sesama anggota kelompok dan pihak lain yang memilki informasi yang berelasi dengan judul yang diusung pada makalah ini. Kemudian, dalam proses penyelesaian makalah juga menggunakan data yang diperoleh via internet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
A. Teori Audit
Menurut Halim (2008) audit adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteriayang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

B. Struktur Audit
Dalam penelitian Fanani et al. (2008), menurut Bowrin (1998), struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh beberapa langkah, yaitu penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan sekumpulan alat serta kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor dalam melakukan audit.

C. Konflik Peran
Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika, dan kemandirian profesional (Hanna dan Firnanti, 2013).

D. Ketidakjelasan Peran
Agustina (2009) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran mengacu pada kurangnya kejelasan mengenai harapan pekerjaan, metoda untuk memenuhi harapan yang dikenal dan/atau konsekuensi dari kinerja atau peranan tertentu.

E. Pemahaman Good Governance
Menurut Hanna dan Firnanti (2013) pemahaman good governance merupakan wujud penerimaan akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik.

F. Gaya Kepemimpinan
Menurut Luthans (2002) dalam Trisnaningsih (2007), gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi.

G. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah gabungan atau integrasi dari falsafah, ideologi, nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, harapan-harapan, sikap dan norma. Selain itu budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau kebiasaan dalam suatu organisasi perusahaan yang disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan (Trisnaningsih, 2007).

H. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut (Sapariyah, 2011).

I. Kinerja Auditor
Menurut Ristio dkk (2014), kinerja auditor merupakan hasil dari kerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab auditor itu. Kinerja auditor menjadi tolak ukur dari kerja auditor, apakah sudah baik atau belum. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar), dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007).

J. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu Hanna dan Firnanti (2013) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi dengan mengambil sampel Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konflik Peran, Pemahaman Good Governance, dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan, Struktur Audit, Ketidakjelasan Peran, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.

2.2 Pengembangan Hipotesis

L. Hipotesis

1. Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor
Menurut Fanani et.al (2008), setiap staf audit harus memiliki pengetahuan tentang struktur audit yang baku karena tanpa pengetahuan tersebut staf audit cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Penggunaan struktur audit dapat membantu seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.
H1 : Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2. Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor
Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja, dan bisa menurunkan motivasi kerja karena mempunyai dampak terhadap perilaku individu seperti timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi perpindahan pekerja, penurunan kepusasan kerja sehingga dapat menurunkan kinerja auditor. (Fanani et al, 2008).
H2 : Konflik peran berpengaruhterhadap kinerja auditor

3. Pengaruh Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja auditor
Menurut Ramadhan (2011) dalam Hanna (2013) seseorang dapat mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak ada kejelasan sehubungan dengan ekspektasi pekerjaan. Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan, Peterson dan Smith (1995) dalam Hanif (2013).
H3: Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor.

4. Pengaruh Pemahaman Good Governance
Seorang auditor yang memahami good governance dengan baik maka akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih, 2007).
H4: Pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor.

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
Gaya kepemimpinan sangat diperlukan pada KAP tempat mereka bekerja karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor, baik secara formal maupun nonformal (Trisnaningsih 2007). Semakin cakapnya seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, maka bawahannya akan termotivasi dan bersemangat untuk bekerja, sehingga kualitas kerja (kinerja) bawahannya akan semakin baik.
H5 : Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Budaya organisasi yang kuat diperlukan oleh setiap organisasi agar kepuasan kerja dan kinerja karyawan meningkat, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
H6 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Komitmen organisasi berkaitan dengan sikap seseorang yang berhubungan dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik (Baihaqi, 2010).
H7: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

BAB III
METODE PENELITIAAN

3.1 Variabel penelitian dan definisi operasional variabel
            Kinerja auditor merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan, dan menjadi suatu pengukuran apakah hasil kerja seorang auditor sudah baik atau buruk.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) Kemampuan, 2) Komitmen Profesi, 3) Motivasi, 4) Kepuasan Kerja.
            Struktur audit merupakan suatu konsep aktivitas yang diterapkan dan dilakukan secara rutin oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya. Variabel struktur audit dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008) dengan 5 butir pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) validity laporan, 2) prosedural, 3) fasilitas.
            Konflik peran merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan anggota organisasi dalam melakukan pekerjaannya. Variabel konflik peran diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 7 butir pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:
1) Bekerja dengan beberapa orang kelompok atau lebih dalam bekerja.
2) Melakukan berbagai hal yang penting dan diterima oleh pihak-pihak dalam organisasi.
3) Mendukung penugasan secara manajerial dengan seluruh anggota organisasi.
4) Dukungan anggota organisasi yang lain dalam bekerja.

            Ketidakjelasan peran adalah tidak adanya kejelasan mengenai harapan-harapan pekerjaan, metoda-metoda dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan ketidaktahuan akan konsekuensi dari kinerja tertentu. Variabel ketidakjelasan peran diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1) Tujuan, 2) Pembagian waktu dan tanggung jawab, 3) Wewenang, 4) Deskripsi jawaban.
            Pemahaman good governance merupakan seberapa jauh pemahaman tentang tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor terhadap sistem dan struktur yang baik dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas. Variabel pemahaman good governance dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance oleh Trisnaningsih (2007) dengan 8 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Prinsip keadilan, 2) Transparansi, 3) Akuntabilitas, 4) Pertanggungjawaban.

3.2 Hasil Analisis dan Pembahasan
            Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 55 kuesioner yang disebar hanya kembali 47 kuesioner dan hanya 44 kuesioner yang dapat diolah sedangkan sisanya tidak lengkap.
            Hasil uji istrumen menunjukkan bahwa semua variabel adalah valid, karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 (rhitung > rtabel).Hasil pengujian reabilitas terhadap semua variabel menunjukan bahwa nilai cronbach’s Alpha> 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
            Nilai signifikasi yang diperoleh dalam uji F adalah sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dan model fit serta layak digunakan dalam penelitian.


Sumber :
eprints.ums.ac.id/35506/20/01naskah%20publikasi.pdf
https://candlesinmyheart.files.wordpress.com/2013/01/makalah.pdf

http://nisitasari.blogspot.co.id/2014/10/contoh-proposal-penelitian-metodologi.html

No comments:

Post a Comment

NPWP GANDA ! Bagaimana Cara Menghapusnya ?

Hai balik lagi ke blog saya... Mau cerita dikit pengalamanku di kantor. Ceritanya begini, waktu itu saya diminta untuk membuat NPWP untuk pe...