Perekonomian Indonesia
Kendalikan Defisit Anggaran
Menurut ekonom Union Bank of
Switzerland Edward Teather anggaran tahun 2015 kemungkinan akan tetap memberi
porsi kepada subsidi BBM. Memperkirakan harga BBM bersubsidi bisa naik pada
akhir 2014 untuk mengurangi tekanan terhadap beban fiskal tahun anggaran 2015. Dalam
anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014, subsidi energi
Rp. 350,3 triliun dari total belanja Rp. 1.876,9 triliun. Adapun pendapatan Rp.
1.635,4 triliun sehingga defisit anggaran Rp. 241,5 triliun atau 2,4% dari
produk domestik bruto (PDB). Direktur Eksekutif Institute for Development of
Economics and Finance (Indef) menjelaskan bahwa pengurangan subsidi dengan
meningkatkan harga bahan bakar bersubsidi harus dilakukan supaya anggaran
negara tidak terbebani.
Pembengkakan subsidi negara pada
energi terutama terjadi karena peningkatan konsumsi BBM untuk kendaraan
pribadi. Jika pemerintah bisa meyakinkan pengguna kendaraan pribadi beralih ke
angkutan umum, enaikan harga BBM tak akan menjadi persoalan.
Kenaikan harga BBM bersubsidi
sensitif terhadap inflasi. Namun pemerintah tetap harus berani mengambil resiko
itu agar beban anggaran tidak semakin berat. Selain mengusulkan kenaikan harga
secara bertahap menurut Toni juga mengusulkan harga BBM untuk mobil lebih mahal
dari pada untuk sepeda motor. Prinsip Toni perbedaan harga BBM itu untuk
memenuhi rasa keadilan konsumen.
Daftar
pustaka : ( Koran Kompas Juni 2014)
No comments:
Post a Comment