Friday, April 29, 2016

Bahasa Inggris Bisnis 2 tugas ke 2

Exersice 6 : Simple Present and Present Progressive
The Question for Exercise 6 Are:
1. Something  ____ (smell) very good.
2. We ____ (eat) dinner at seven o’clock tonight.
3. He ____  (practice) the piano every day.
4. They ___ (drive) to school tomorrow.
5. I ___ (believe) you.
6. Maria ___ (have) a cold.
7. Jorge ___ (swim) right now.
8. John ___ (hate) smoke
9. Jill always ___ (get) up at 6:00 A.M
10. Jerry ___ (mow) the lawn now.

The Answers Are :
1. Something smells very good.
2. We are eating dinner at seven o'clock tonight.
3. He practices the piano every day.
4. They are driving to school tomorrow.
5. I believe you.
6. Maria have a cold.
7. Jorge is swimming right now.
8. John hates smoke.
9. Jill always gets up at 6:00 A.M.
10. Jerry is mowing the lawn now.

Exersice 7 : Simple Past Tense and Past Progressive
The Question for Exercise 7 Are:
1. Gene ___ (eat) dinner when his friend called.
2. While Maria was cleaning the apartment, her husband ___ (sleep).
3. At three o’clock this morning, Eleanor ___ (study).
4. When Mark arrived, the Johnsons ___ (have) dinner, but they stopped in order to talk to him.
5. John ___ (go) to France last year.
6. When the teacher ___ (enter) the room, the students were talking.
7. While Joan was writing the report, Henry ___ (look) for more information.
8. We ___ (see) this movie last night.
9. At one time, Mr. Roberts ___ (own) this building.
10. Jose ___ (write) a letter to his family when his pencil ___ (break).

The Answers Are :
1. Gene was eating dinner when his friend called.
2. While Maria was cleaning the apartment, her husband was sleeping.
3. At three o'clock this morning, Eleanor was studying.
4. When Mark arrived, the Johnsons was having dinner, but they stopped in order to talk to him.
5. John went to France last year.
6. When the teacher entered the room, the students were talking.
7. While Joan was writing the report, Henry was looking for more information.
8. We saw the movie last night.
9. At one time, Mr. Roberts owned the building.
10. Jose was writing a letter to his family when his pencil broke.

Exersice 8 : Present Perfect and Simple Past
The Question for Exercise 8 Are:
1. John ___ (write) his report last night.
2. Bob ___ (see) this movie before.
3. Jorge ___ (read) the newspaper already.
4. Mr. Johnson ___ (work) in the same place for thirty-five years, and he is not planning to retire yet.
5. We ___ (begin; negative) to study for the test yet.
6. George ___ (go) to the store at ten o'clock this morning.
7. Joan ___ (travel)  around the world.
8. Betty ___ (write) a letter last night.
9. Guillermo ___ (call) his employer last night.
10. We ___ (see; negative) this movie yet.
The Answers Are :
1. John wrote his report last night.
2. Bob has seen this movie before.
3. Jorge has already read the newspaper.
4. Mr. Johnson has worked in the same place for thirty-five years, and he is not planning to retire yet.
5. We haven't begun to study for the test yet.
6. George has gone to the store at ten o'clock this morning.
7. Joan has traveled around the world.
8. Betty wrote a letter last night.
9. Guillermo called his employer yesterday.
10. We haven't seen this movie yet.

Tuesday, March 29, 2016

BAHASA INGGRIS BISNIS 2


Hello bloggers, in this time I want to share about my activity in the university of gunadarma. Since I first in college, I think this is the most wonderful because I don’t need to wear uniforms and carry loads of textbooks. And when I  in to a class, I don’t have friends at all because I am not good at making friends or mere acquaintances only. According to my friends it was hard because a lot of people who are friends just there wants it, I began to picky friend. But the more I ride level on campus start I know people who are good in terms of learning in campus. The world in campus is not like the world on high school because a lot of the negative things coming from a less manners, behavior to lecturers and many other things.  And much of the lecturers who only provide learning with presentations in my opinion this is the thing that makes us the more do not understand the lesson, as only the right ear and pass out again. In the world of the campus like a sweet spicy sour like a fruit salad, sometimes there is a sweet lecturer once told his student but after the test value is never make a sweet half life, all life here that didn't survive and eventually fall out on its own without being told to. The spirit of the days will be in the campus grew increasingly heavy in the end. And this is my story about my activity in campus. Thanks to you for reading my story in campus. 

Wednesday, February 10, 2016

Tugas 4 Bahasa Indonesia

Contoh Proposal Penelitian Ilmiah

TUGAS PROPOSAL PENULISAN ILMIAH

PROPOSAL PENULISAAN ILMIAH
KINERJA AUDITOR DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN



Diajukan Oleh
Naomi Brenda Friscilia
NPM : 26213336

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016




KINERJA AUDITOR DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Laporan keuangan pada perusahaan sangat dibutuhkan oleh pihak internal dan pihak eksternal untuk pengambilan keputusan. Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Dengan demikian pelaporan keuangan harus dapat menyajikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, menyajikan informasi mengenai prestasi perusahaan dalam satu periode, dan menyediakan informasi-informasi yang dapat membantu pihak yang membutuhkan laporan keuangan agar mereka dapat mengambil keputusan.
                Manfaat penting laporan keuangan tersebut mengharuskan manajer akuntansi harus ekstra hati-hati dalam membuat keputusan pelaporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak keputusan akuntansi yang melibatkan ketidakpastiaan. Prinsip kehati-hatian dalam membuat dan melaporkan laporan keuangan tersebut dinamakan prinsip konservatif. Menurut Watts (dalam Indrayati, 2010) akuntansi konservatif bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak. Manfaat akuntasi konservatif tersebut dikembangkan lebih jauh oleh Lafond dan Watts (dalam Diantimala, 2008) yang menjelaskan bahwa laporan keuangan yang konservatif dapatmenghindari konflik kepentingan antara investor dan kreditor.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perkembangan audit kinerja?
2. Apakah yang dimaksud dengan audit kinerja?
3. Apakah pentingnya audit kinerja?
4. Bagaimanakah relasi antara audit kinerja terhadap akuntabilitas publik?
5. Apakah keterkaitan audit kinerja terhadap manajemen kinerja?
6. Apa sajakah istilah-istilah yang digunakan dalam audit kinerja?
7. Apakah perbedaan antara audit kinerja dan audit keuangan?
8. Apakah karakteristik audit kinerja?
9. Apakah manfaat audit kinerja?
10. Apakah tujuan dari audit kinerja?
11. Apakah jenis-jenis audit kinerja?
12. Bagaimanakah proses dan tahapan audit kinerja?
13. Apakah peran auditor dalam audit kinerja?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perkembangan audit kinerja
2. Mengetahui definisi audit kinerja
3. Mengetahui pentingnya audit kinerja
4. Menganalisis audit kinerja untuk akuntabilitas publik
5. Menganalisis keterkaitan audit kinerja dengan manajemen kinerja
6. Mengetahui istilah-istilah yang dipergunakan dalam audit kinerja
7. Mengidentifikasi perbedaan antara audit kinerja dan audit keuangan
8. Mengidentifikasi karakteristik audit kinerja
9. Menganalisis manfaat audit kinerja
10. Mengidentifikasi tujuan audit kinerja
11. Mengetahui jenis-jenis audit kinerja
12. Menganalisis proses dan tahapan audit kinerja
13. Mengetahui peran audit kinerja

1.4 Metode Penulisan
            Metode penulisan yang diimplementasikan dalam makalah ini ialah metode pustaka, yakni dengan menggali berbagai data yang dibutuhkan dari buku. Selanjutnya, dengan metode diskusi. Diskusi dilakukan antar sesama anggota kelompok dan pihak lain yang memilki informasi yang berelasi dengan judul yang diusung pada makalah ini. Kemudian, dalam proses penyelesaian makalah juga menggunakan data yang diperoleh via internet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
A. Teori Audit
Menurut Halim (2008) audit adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteriayang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

B. Struktur Audit
Dalam penelitian Fanani et al. (2008), menurut Bowrin (1998), struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh beberapa langkah, yaitu penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan sekumpulan alat serta kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor dalam melakukan audit.

C. Konflik Peran
Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika, dan kemandirian profesional (Hanna dan Firnanti, 2013).

D. Ketidakjelasan Peran
Agustina (2009) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran mengacu pada kurangnya kejelasan mengenai harapan pekerjaan, metoda untuk memenuhi harapan yang dikenal dan/atau konsekuensi dari kinerja atau peranan tertentu.

E. Pemahaman Good Governance
Menurut Hanna dan Firnanti (2013) pemahaman good governance merupakan wujud penerimaan akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik.

F. Gaya Kepemimpinan
Menurut Luthans (2002) dalam Trisnaningsih (2007), gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi.

G. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah gabungan atau integrasi dari falsafah, ideologi, nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, harapan-harapan, sikap dan norma. Selain itu budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau kebiasaan dalam suatu organisasi perusahaan yang disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan (Trisnaningsih, 2007).

H. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut (Sapariyah, 2011).

I. Kinerja Auditor
Menurut Ristio dkk (2014), kinerja auditor merupakan hasil dari kerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab auditor itu. Kinerja auditor menjadi tolak ukur dari kerja auditor, apakah sudah baik atau belum. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar), dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007).

J. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu Hanna dan Firnanti (2013) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi dengan mengambil sampel Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konflik Peran, Pemahaman Good Governance, dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan, Struktur Audit, Ketidakjelasan Peran, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.

2.2 Pengembangan Hipotesis

L. Hipotesis

1. Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor
Menurut Fanani et.al (2008), setiap staf audit harus memiliki pengetahuan tentang struktur audit yang baku karena tanpa pengetahuan tersebut staf audit cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Penggunaan struktur audit dapat membantu seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.
H1 : Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2. Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor
Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja, dan bisa menurunkan motivasi kerja karena mempunyai dampak terhadap perilaku individu seperti timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi perpindahan pekerja, penurunan kepusasan kerja sehingga dapat menurunkan kinerja auditor. (Fanani et al, 2008).
H2 : Konflik peran berpengaruhterhadap kinerja auditor

3. Pengaruh Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja auditor
Menurut Ramadhan (2011) dalam Hanna (2013) seseorang dapat mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak ada kejelasan sehubungan dengan ekspektasi pekerjaan. Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan, Peterson dan Smith (1995) dalam Hanif (2013).
H3: Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor.

4. Pengaruh Pemahaman Good Governance
Seorang auditor yang memahami good governance dengan baik maka akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih, 2007).
H4: Pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor.

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
Gaya kepemimpinan sangat diperlukan pada KAP tempat mereka bekerja karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor, baik secara formal maupun nonformal (Trisnaningsih 2007). Semakin cakapnya seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, maka bawahannya akan termotivasi dan bersemangat untuk bekerja, sehingga kualitas kerja (kinerja) bawahannya akan semakin baik.
H5 : Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Budaya organisasi yang kuat diperlukan oleh setiap organisasi agar kepuasan kerja dan kinerja karyawan meningkat, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
H6 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor
Komitmen organisasi berkaitan dengan sikap seseorang yang berhubungan dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik (Baihaqi, 2010).
H7: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

BAB III
METODE PENELITIAAN

3.1 Variabel penelitian dan definisi operasional variabel
            Kinerja auditor merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan, dan menjadi suatu pengukuran apakah hasil kerja seorang auditor sudah baik atau buruk.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) Kemampuan, 2) Komitmen Profesi, 3) Motivasi, 4) Kepuasan Kerja.
            Struktur audit merupakan suatu konsep aktivitas yang diterapkan dan dilakukan secara rutin oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya. Variabel struktur audit dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008) dengan 5 butir pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) validity laporan, 2) prosedural, 3) fasilitas.
            Konflik peran merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan anggota organisasi dalam melakukan pekerjaannya. Variabel konflik peran diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 7 butir pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:
1) Bekerja dengan beberapa orang kelompok atau lebih dalam bekerja.
2) Melakukan berbagai hal yang penting dan diterima oleh pihak-pihak dalam organisasi.
3) Mendukung penugasan secara manajerial dengan seluruh anggota organisasi.
4) Dukungan anggota organisasi yang lain dalam bekerja.

            Ketidakjelasan peran adalah tidak adanya kejelasan mengenai harapan-harapan pekerjaan, metoda-metoda dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan ketidaktahuan akan konsekuensi dari kinerja tertentu. Variabel ketidakjelasan peran diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1) Tujuan, 2) Pembagian waktu dan tanggung jawab, 3) Wewenang, 4) Deskripsi jawaban.
            Pemahaman good governance merupakan seberapa jauh pemahaman tentang tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor terhadap sistem dan struktur yang baik dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas. Variabel pemahaman good governance dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance oleh Trisnaningsih (2007) dengan 8 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Prinsip keadilan, 2) Transparansi, 3) Akuntabilitas, 4) Pertanggungjawaban.

3.2 Hasil Analisis dan Pembahasan
            Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 55 kuesioner yang disebar hanya kembali 47 kuesioner dan hanya 44 kuesioner yang dapat diolah sedangkan sisanya tidak lengkap.
            Hasil uji istrumen menunjukkan bahwa semua variabel adalah valid, karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 (rhitung > rtabel).Hasil pengujian reabilitas terhadap semua variabel menunjukan bahwa nilai cronbach’s Alpha> 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
            Nilai signifikasi yang diperoleh dalam uji F adalah sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dan model fit serta layak digunakan dalam penelitian.


Sumber :
eprints.ums.ac.id/35506/20/01naskah%20publikasi.pdf
https://candlesinmyheart.files.wordpress.com/2013/01/makalah.pdf

http://nisitasari.blogspot.co.id/2014/10/contoh-proposal-penelitian-metodologi.html

Monday, January 11, 2016

PRINSIP AKUNTANSI

Saya sempat bertanya - tanya apa sih prinsip akuntansi itu! Dan dosen saya menganjurkan sebaiknya cari tahu dulu apa saja prinsip akuntansi yang paling dasar. Akhirnya saya mencari tahu dan ini lah hasilnya. Silakan dibaca.... 

Prinsip dasar akuntansi mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan. Prinsip akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi, serta sebagai dasar pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.

Ada lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) 

GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. 

Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.

Contoh, saat akan membeli sebuah produk, kita ditawari harga Rp.7.500.000, setelah melakukan tawar menawar jatuhlah harga gadget tersebut seharga Rp.6.800.000. Dari kondisi itu maka pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp.6.800.000.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) 
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya (sebanding /senilai) yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.

Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. 

3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) 
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.

Penerapan prinsip ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.

Biasanya biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.

Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.

Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

5. Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) 
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.

Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
  • Catatan kaki/footnote.
  • Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu.
  • Berbagai lampiran.

Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
  • Prinsip akuntansi yang digunakan.
  • Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan lain-lain.
  • Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
  • Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.
  • Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk saham dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan indeks harga (price level adjustment).

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa prinsip akuntansi dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan. Hal ini untuk menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan atas dasar prosedur akuntansi dan disesuaikan dengan peraturan dari prinsip akuntansi yang ada. 

Sumber :
https://pengusahamuslim.com/3768-lima-prinsip-dasar-akuntansi-yang-1919.html


Game Theory

Macam-macam Game Theory adalah sebagai berikut :
1. Game Theory adalah sebuah pendekatan terhadap kemungkinan strategi yang akan dipakai, yang disusun secara matematis agar bisa diterima secara logis dan rasional. Serta digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam suatu aktivitas, dimana setiap pemain didalamnya sama-sama mencapai utilitas tertinggi. Ide dasar dari teori permainan adalah tingkah laku strategis dari pemain atau pengambil keputusan. Setiap pemain diasumsikan mempunyai suatu seri rencana atau model tingkah laku dari mana pemain dapat memilih, jika memilih suatu himpunan strategi. Permainan diartikan sebagai gerakan khusus yang harus dipilih dari himpunan strategi yang ada. Anggapannya bahwa setiap pemain mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan rasional.

2. Game Theory dapat diaplikasikan kedalam sebuah Perusahaan. Dalam penelitian di pasar Oligopoli, diambil beberapa perusahaan dengan jumlah yang tetap. Tetapi dibeberapa situasi, tambahan perusahaan mungkin terjadi. Dan sebuah kewajaran jika adanya antisipasi dalam masuknya perusahaan baru.

Sebagai contoh sebuah perusahaan monopolis yang kemudian muncul persaingan. Apakah suatu perusahaan baru itu ingin memasuki pasar atau tidak dan bagi perusahaan lama akan mengambil langkah akan memotong harga atau tidak untuk mengantisipasi, semuanya bebas di berlakukan. Jika yang baru memutuskan untuk masuk kedalam pasar, maka payoffnya tergantung dengan bagaimana perusahaan lama menanggapinya. Jika perusahaan lama menanggapi, kita perkirakan bahwa keduanya akan memiliki nilai 0. Jika perusahaan lama memutuskan untuk tidak melakukan apapun, maka perusahaan baru mendapat nilai 2 dan perusahaan lama mendapat nilai 1.

Dalam kasus ini keputusan terbaik adalah perusahaan baru masuk dan perusahaan lama tidak melawan. Masalah dari perusahaan lama adalah tidak dapat menolak perusahaan baru yang akan datang. Dan jika sudah masuk maka lama kelamaan, perusahaan lama akan menyesuaikan diri. Tapi jika perusahaan lama dapat membeli kapasitas produksi yang lebih sehingga dia dapat memproduksi barang dengan biaya marginal yang sama seperti sebelumnya. Tentu saja jika dia seorang monopoli, dia tidak akan menggunakan kapastitas itu karena dia sudah memproduksi profit maksimal dari barang monopoli. Tapi jika perusahaan baru masuk, dan perusahaan lama tidak dapat memproduksi banyak barang maka dia akan lebih dapat berkompetisi mengalahkan pesaing baru. Jika perusahaan lama membeli kapasitas ekstra dan memilih untuk bertarung, maka profitnya 2. Dengan menginvestasikan kapasitas ekstranya, dia akan menurunkan biaya untuk melawan perusahaan lain yang masuk. Karena kenaikan kapasitas, kesempatan untuk bersaing sangat besar. Jika potensi peserta masuk pasar dan perusahaan lama melawan , perusahaan lama akan mendapatkan nilai 2. Dan nilai 1 jika dia tidak melawan. Namun kemungkinan terbesar perusahaan lama akan bersaing. Maka dari itu perusahaan baru akan mendapatkan 1. Dan keputusan terbaik bagi perusahaan baru adalah tidak jadi masuk. Tapi ini berarti jika perusahaan lama akan tetap menjadi monopolis dan tidak akan pernah memakai kapasitas ekstranya. Bagi seorang monopoli, kesiapan untuk menggusur perusahaan baru sangat penting, karena untuk mempertahankan pangsa pasar dan juga keberlangsungan monopolinya.


a. Permainan Strategi Murni (Pure-Strategy Game) Beserta Contoh Kasus

Dalam permainan strategi murni, strategi optimal untuk setiap pemain adalah dengan menggunakan strategi tunggal. Pemain baris mengidentifikasikan strategi optimalnya melalui aplikasi kriteria maksimin(maximin) dan pemain kolom dengan kriteria minimaks (minimax). Nilai yang dicapai harus merupakan maksimum dariminimaks baris dan minimum dari maksimin kolom, titik ini dikenal sebagai titik pelana (saddle point).Bila nilai minimaks tidak sama dengan nilai maksimin maka permainan tidak dapat dipecahkan dengan strategi murni harus menggunakan strategi campuran.

Langkah-langkah penyelesaian:
  1. Carilah nilai minimum baris dan maksimum kolom.
  2. Dari nilai-nilai minimum setiap baris cari nilai maksimalnya atau disebut nilai maksimin. Sedangkan dari nilai maksimum kolom tentukan satu nilai minimal sebagai nilai minimaks.
  3. Bila nilai minimaks sama dengan nilai maksimin, berarti strategi yang paling optimal untuk masing-masing pemain telah ditemukan.
b. Permainan Strategi Campuran (Mixed-strategy game)

Mixed-strategy game digunakan pada pemainan yang tidak mempunyai saddle point (titik pelana), ada beberapa cara untuk menyelesaikan persoalan ini diantaranya dengan cara grafis dan program linier. Solusi grafis dari permainan (2 x N) atau (M x 2) Pemecahan grafis hanya dapat diterapkan jika salah seorang pemain mempunyai 2 strategi. Jika keduanya mempunyai lebih dari 2 strategi, maka dapat diselesaikan setelah strategi yang didominasi strategi lain dihilangkan. Dalam Strategi Campuran Nilai maksimin tidak sama dengan nilai minimaks. Dengan menerapkan aturan dominan maka strategi B3 didominasi oleh strategi B2 sehingga kolom B3 dihapuskan. Demikian juga strategi A2 didominasi oleh strategi A1 sehingga baris A2 dihilangkan.

Wednesday, January 6, 2016

PPN DAN PPnBM

PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
A. Tarif PPN dan PPnBM
     1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen).
     2. Tarif PPN sebesar 0% (sepuluh persen) diterapkan atas:
              ·         ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud;
              ·         ekspor BKP Tidak Berwujud; dan
              ·         ekspor Jasa Kena Pajak.
     3. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus
          persen).
     4. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol persen).

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

            Dasar Pengenaan Pajak adalah dasar yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang, berupa: Jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
  1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
  2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP),ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh penerima jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
  3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk Impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN.
  4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.
  5. Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Nilai lain yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah sebagai berikut :
  1. untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
  2. untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
  3. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;
  4. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
  5. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran;
  6. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar;
  7. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan;
  8. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
  9. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10 % (sepuluh persen) dari jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih; atau
  10. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.
Sumber :
https://www.academia.edu/7188312/Tarif_and_Mekanisme_Perhitungan_PPN_and_PPNBm

NPWP GANDA ! Bagaimana Cara Menghapusnya ?

Hai balik lagi ke blog saya... Mau cerita dikit pengalamanku di kantor. Ceritanya begini, waktu itu saya diminta untuk membuat NPWP untuk pe...